11.02.2012

Nilai Budaya Bangsa


Bangsa kita memiliki nilai budaya yang luhur, yang dapat dijadikan pilar dan filter terhadap berbagai pengaruh yang negatif, serta sebagai pendukung bagi nilai dan pengaruh, yang membawa dampak positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai contoh adalah “Pela Gandong” di Ambon untuk landasan kerukunan, pepatah “guru kencing berdiri, murid kencing berlari” untuk keteladanan, “rawe-rawe rantas malang-malang putung” sebagai symbol kebersamaan, dan “silih-asah silih-asih dan silih-asuh untuk acuan pendidikan masyarakat. Bukankah nilai budaya ini juga akan menjadi faktor pendukung sekaligus pilar terhadap globalisasi.
Tiga hal tersebut merupakan faktor pendukung dan sekaligus menjadi pilar terhadap pengaruh negative yang perlu diperkokoh dalam rangka memasuki era globalisasi.
Marilah kita melihat kembali globalisasi. Menurut Emil Salim (Mimbar Pendidikan, 1989), terdapat 4 bidang kekuatan gelombang globalisasi yang paling menonjol, yaitu;
1. Kekuatan pertama yang membuat dunia menjadi transparan dan sempit adalah gelombang perkembangan IPTEK yang amat tinggi. Kekuatan ini Nampak antara lain penggunaan computer dan satelit. Dengan teknologi ini sekaran orang dapat dengan cepat dapat menghimpun informasi dunia dengan rinci tentang segala hal, misalnya kekayaan laut, hutan, dan lain-lain. Dengan kemajuan IPTEK yang begitu kuat pengaruhnya sehingga dapat mengubah perspektif atau sikap, pandangan dan perilaku orang. Dengan kemajuan ini pula bahwa sekarang orang dapat berkomunikasi dengan cepat dimanapun mereka berada melalui handphone, internet, dan lain-lain.
2. Kekuatan kedua adalah kekuatan ekonomi. Ekonomi global yang terjadi saat ini demikian kuat, sehingga peristiwa ekonomi yang terjadi di suatu Negara akan dapat dengan mudah diikuti dan memperngaruhi Negara lain. Globalisasi dalam ekonomi Nampak sebagai suatu keterkaitan mata rantai yang sulit dilepaskan. Krisis moneter yang melanda Indonesia saat ini, tidak terlepas dari kegiatan ekonomi di Negara-negara ASEAN dan bahkan dunia.
3. Hal ketiga yang paling banyak disoroti saat ini adalah masalah lingkungan hidup, kita masih ingat tentang peristiwa kebakaran hutan di Indonesia yang berdampak dunia. Pengaruh asap kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera dapat dirasakan di Negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand, bahkan Filiphina. Dampaknya sangat terasa di seluruh dunia, dimana semua penerbangan ke Indonesua tertunda karena adanya gangguan asap.
4. Politik merupakan kekuatan keempat yang dirasakan sebagai kekuatan global. Misalnya krisi Teluk dampaknya sangat dirasakan secara global di Negara-negara lain, baik dalam segi politik maupun ekonomi. Adanya kekisruhan politik dalam negeri juga berdampak besar terhadap perkembangan pariwisata, perdagangan dan sebagainya.

0 komentar:

Posting Komentar

"Senyum Ceria Membaca Dunia"

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Lelly Chusna | Owner